Tadjuddin Ius, Strategi Perusahaan Logistik Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19. - Tadjudin Ius | Tadjuddin Ius
Menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi COVID-19, perusahaan logistik berusaha berinovasi agar minat masyarakat untuk menggunakan jasa pengiriman tetap terjaga.
Presiden Direktur PT
Qualifa Badui Logistik Tadjuddin Ius, S.E. menuturkan ada beberapa strategi
yang digunakan perusahaan logistik untuk bisa bertahan di tengah pandemi
COVID-19. Salah satu kolaborasi dengan perusahaan lain untuk menjangkau
konsumen ritel.
"UMKM saat ini
bertumbuh sangat pesat dan memang harus didukung, kita mendukung akses ke pasar
dengan berkolaborasi bersama e-commerce," kata Tadjuddin Ius, Selasa
(27/7/2021).
Strategi selanjutnya
ialah melakukan adaptasi model bisnis. Dalam penjelasannya, Tadjuddin
mengatakan, penumpang pesawat yang mengalami penurunan membuat sejumlah
maskapai mengubah bisnis dengan memperdayakan armada sebagai pengangkut barang.
"Hal ketiga yang
bisa dilakukan ialah memacu efisiensi dengan menerapkan teknologi informasi
(TI)," ujar Tadjuddin Ius.
Tadjuddin Ius juga
menuturkan bila pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan inovasi layanan
logistik, efisiensi supply chain dalam mendukung berbagai industri menjadi hal
yang harus dilakukan.
"Kami juga
menggunakan konsep track, trace, dan timeliness. Tak lupa juga membangun
kompetensi logistik berbasis teknologi sehingga daya saing logistik nasional
dapat lebih meningkat dan menarik perhatian," tutur Tadjuddin Ius.
Ikut berkontribusi
membantu tenaga kesehatan dan masyarakat, perusahaan juga membantu 1 juta
shipper untuk melayani pelanggan, mempercepat distribusi medis dan alat
kesehatan dengan kualitas logistik terbaik.
Sebelumnya
pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun lalu membuat beberapa sektor
mengalami penurunan, salah satunya logistik.
Presiden
Direktur PT Qualifa Badui Logistik Tadjuddin Ius menyebut, sektor logistik
turun hingga 30,8 persen di kuartal II tahun lalu.
"Tahun
lalu di awal pandemi, sektor logistik sangat terdampak sekali. Terlebih saat
kasus pertama virus Covid-19 ditemukan," kata Tadjuddin Ius, Selasa, 27
Juli 2021.
Hal
ini tak terlepas dari bisnis perdagangan elektronik (e-commerce) yang juga naik
signifikan pada masa pandemi COVID-19. Untuk sektor logistik pada kuartal I
2021, perbaikan mulai terjadi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),
kontraksi yang terjadi berada di angka 0,54 persen.
"Sebelum
pandemi COVID-19, sektor logistik tumbuh 1,3 persen. Untuk penerbangan udara
juga mengalami penurunan 0,28 persen," ujar Tadjuddin Ius.
Dari
data Bank Indonesia, nilai transaksi e-commerce tercatat mencapai Rp 253
triliun tahun lalu. Sedangkan tahun ini,
diprediksi naik menjadi Rp 337 triliun.
"Masih
ada peluang di sektor logistik, terutama pergudangan. Pembangunan infrastruktur
yang memicu efisiensi sektor logistik juga menjadi salah satu penopang,"
ujar Tadjuddin Ius.
Kinerja
logistik Indonesia juga disebut mengalami perbaikan. Berdasarkan peringkat
Logistics Performance Index (LPI), Indonesia berhasil naik dari posisi 75 pada
2010 menjadi peringkat 46 di 2018. Khusus Asean, Indonesia berada di posisi
lima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar